Friday, January 20, 2012

Tentang Mereka Yang Jatuh Cinta



Jakarta, 20 Januari 2012

Tulisan pertama setelah proyek 15 hari menulis di blog gagal karena sakit, sibuk dan terutama malas.. Yeah, no excuse for that, right?

Judul ini sama dengan judul salah satu bab di buku Life Traveller. Salah satu buku favorit saya. Salah satu bab favorit saya dalam buku tersebut. Gambar pembatas bab ini sangat sederhana. Bangku kayu di taman dengan dua burung pipit atau burung gereja (saya tidak pernah bisa mengetahui jenis burung yang ada).

Pernah mengamati mereka yang sedang jatuh cinta?? Saya selalu suka mengamati mereka yang sedang dimabuk cinta. Baik tua maupun muda.

Akan selalu ada mata yang berbinar bahagia, kilasan merah muda samar di pipi, jalan yang dilalui dengan bergandengan tangan, dan orang yang jatuh cinta selalu dilingkupi halo yang membuat mereka entah mengapa, bersinar. Saya biasanya tersenyum melihat mereka yang sedang jatuh cinta. Ada perasaan bahagia yang entah mengapa.. Menular.

Jatuh cinta, bisa dialami oleh siapapun. Apapun jendernya, berapapun usianya. Ekspresi mereka pun bermacam-macam. Ada yang langsung terlihat. Ada pula yang mengekspresikannya dalam diam, namun tak kalah menyentuh ketika diperhartikan.

Salah satu cerita mengenai pasangan yang jatuh cinta favorit saya adalah cerita dari seorang server di sebuah restoran. Setiap minggu malam, ada pasangan tua yang datang ke restoran itu. Keduanya berusia senja, selalu memilih meja yang sama setiap kali mereka ke sana (meja yang salah satu sisinya adalah jendela kaca), selalu memilih menu makanan yang sama. Sup. Mereka akan menyantapnya dalam diam. Dengan keterbatasan kecepatan gerak mereka yang tak muda lagi mereka akan menghabiskan sup tersebut dalam diam. Awalnya sang pramusaji heran mengenai pasangan ini. Tidak ada komunikasi di antara mereka. Tapi ternyata, selama makan malam tersebut, tangan sang suami selalu menggenggam tangan sang istri di bawah meja. Dan setelah santap malam mereka selesai, mereka akan membayar (dengan meninggalkan tip yang cukup besar). Sang suami akan membantu istrinya berdiri, membantu mengenakan kembali jaketnya dan mereka berdua akan berjalan bergandengan tangan sambil tertatih dalam diam meninggalkan restoran tersebut.

Djenar Maesa Ayu pernah mengatakan bahwa mencintai berarti jatuh cinta setiap hari dengan cara yang baru dan berbeda kepada orang yang sama.

Saya menyukai cerita tersebut karena setelah bertahun-tahun, kedua pasangan tersebut tetap saling jatuh cinta satu sama lain. Dan kadang, semua itu bisa dilakukan tanpa perlu kata. Namun, semua orang bisa merasakannya.

Ada begitu banyak cerita tentang mereka yang jatuh cinta dalam hidup kita sehari-hari. Kadang begitu jelas terlihat, seperti saya yang menyaksikan kedua orang tua saya yang selalu jatuh cinta satu sama lain. Terkadang, tanpa disengaja kita menemukannya di tengah hiruk pikuk kota. Atau mungkin, cerita tentang mereka yang jatuh cinta adalah cerita kita sendiri.. :)

Cheers,
Amel

No comments:

Post a Comment