Monday, October 5, 2015

Tentang Patah Hati


Malang, 5 Oktober 2015

Sudah lama sekali saya tidak membaca. Apalagi menulis.

Hari ini, di tengah meeting yang cukup membosankan dan deadline tugas yang semakin menumpuk. Saya, iseng membuka blog mbak Windy yang sudah cukup lama tidak saya kunjungi dan saya menemukan tulisannya yang berjudul Menangis (http://windy-ariestanty.tumblr.com/post/121341158075/menangis).

Dan saya terhenyak membaca paragraf tentang mbak Windy yang menangis ketika ditinggal oleh mas Christian.

Saya tidak mengenal mbak Windy maupun mas Christian. Namun, saya beberapa kali menemukan diri saya sendiri, perasaan yang saya alami ketika membaca tulisan-tulisan mereka.

Tak terkecuali siang ini.

Saya memahami, bahwa mbak Windy sedang patah hati.
Karena rekan kerjanya meninggalkannya, pindah ke perusahaan atau tempat yang lain.

Melalui tulisannya, saya belajar.
Bahwa patah hati itu bukan hanya terjadi ketika saya putus dengan pacar atau cinta saya bertepuk sebelah tangan.
Bukan hanya terjadi ketika melihat pohon favorit saya ditebang entah kapan.
Bukan hanya terjadi ketika rumah yang selalu saya sukai tetiba dirobohkan untuk kepentingan bisnis.

Patah hati ternyata bisa terjadi ketika rekan kerja yang cukup dekat dengan saya memutuskan untuk pindah ke kota lain.
Patah hati ternyata bisa terjadi ketika rekan kerja yang cukup dekat dengan saya menuliskan sesuatu yang dengan tidak disadarinya menyakiti saya.

Patah hati ternyata bisa membuat saya menulis melantur kesana kemari karena rasanya terlalu pedih untuk disimpan dalam diam, tanpa ada kata yang bisa dikeluarkan.


-Amel-