Monday, October 8, 2012

The Whispering Bears

Ada sebuah kota di tepi hutan. Semua orang yang tinggal di sana bahagia. Orang-orang berjalan-jalan, menyanyi, ke pasar, makan malam bersama keluarga. 

Lalu suatu hari, ada dua beruang besar keluar dari hutan dan berdiri di tepi kota dengan kepala menunduk dan kedengarannya mereka seperti sedang saling berbisik. 

Mulanya tidak ada yang memperhatikan, lalu sedikit demi sedikit orang-orang menghentikan kegiatan mereka dan berusaha mendengarkan apa yang dikatakan beruang-beruang itu. 

Tapi tidak ada yang bisa. 

Malam harinya beruang-beruang itu kembali ke hutan. Orang-orang kota berkerumun, dan salah seorang wanita mengatakan dia tahu apa yang dibisikkan kedua beruang itu - mereka menertawakan orang-orang desa. 

Lalu semua orang mulai memerhatikan betapa aneh gaya berjalan atau gaya bicara orang lain, atau betapa tampak bodohnya orang lain, dan mereka semua akhirnya saling menertawakan, semua orang saling marah, dan terjadi banyak perkelahian di kota. 

Keesokan harinya, beruang-beruang itu keluar dari hutan lagi dan mulai berbisik-bisik. Bla bla bla bla bla. Lalu malamnya, mereka kembali masuk ke hutan. 

Kali ini, ada pria tua yang mengaku dia tahu apa yang dibicarakan kedua beruang itu. Mereka bergosip tentang para penduduk kota. Semua orang menganggap yang lain tahu rahasia-rahasia mereka. Jadi, mereka pulang dan menutup pintu-jendela, dan mereka takut keluar. 

Lalu - di hari ketiga - beruang-beruang tersebut keluar lagi. Kejadian yang sama terulang, tapi kali ini, walikota mereka mengatakan, "Aku tahu apa yang mereka katakan! Mereka menyusun rencana untuk menyerang desa." 

Kemudian, para penduduk desa mengambil obor untuk menyerang beruang-beruang itu, tapi tanpa sengaja membakar rumah. 

Kebakaran meluas dan seluruh kota terbakar habis. 

Dan kalian tahu apa yang sebenarnya dibisikkan beruang-beruang itu? 

Mereka tidak membisikkan apapun. 

Apa kalian tahu? 

Beruang tidak bisa bicara. 


... 
Jakarta, 7 Oktober 2012 

Diambil dari novel Jeffery Deaver, Speaking in Tongue. 

Ironis ya.. 
Betapi kita,manusia.. Seringkali terlalu berasumsi. Dan pada akhirnya menghancurkan semua yang kita miliki. 

Harta benda.. 

Tapi yang terpenting, hubungan dengan orang lain.. 

Hanya karena memiliki asumsi yang terlalu kuat, bahwa kita selalu tahu apa yang dikerjakan atau yang terbaik bagi orang lain.

Sunday, October 7, 2012

Seberapa Bahagiakah Kamu Hari Ini?





Cianjur, 7 Oktober 2012

Hasil dari minum 4 mug besar kopi adalah : meskipun mata berat, tetapi pikiran tetap on! Berlari ke seratus arah yang berbeda.

Alhasil, karena pikiran yang terlalu aktif tersebut, saya tidak bisa tidur meskipun berada di kota dingin yg terkenal karena kawin kontraknya ini. Karena saya tidak bisa tidur, saya akhirnya refresh facebook berkali-kali, meskipun baterai tinggal 29% dan jauh dari charger.

Ketika scroll down facebook di laman browser, saya mendapati bahwa ada salah satu teman yg berlangganan kuis "seberapa bahagiakah anda hari ini?". Karena ini blog saya, tulisan kali ini edisinya : nyinyir.. *nyengir*

Saya rasa, mengikuti kuis seperti itu agak konyol dan menggelikan. Bagaimana mungkin, kebahagiaan kita diukur berdasarkan perhitungan komputer yang entah menggunakan rumus apa. Setiap hari, homepage sosial media anda akan dipenuhi dengan hasil perhitungan komputer , yang sekali lagi tanpa dasar, mengukur rasa bahagia anda.

Konyol, karena bahagia itu diukur oleh diri kita sendiri. Berdasarkan seberapa sering kita bisa bersyukur atas apapun yang diberikan kepada kita, kemarin, hari ini dan seterusnya.

Ada banyak peristiwa yang kadang menyebalkan luar biasa ketika saya alami, tetapi setelah beberapa waktu (biasanya setelah bisa berpikir dengan benar-benar jernih).. Peristiwa tersebut punya dampak baik, atau bahkan sangat baik, untuk langkah hidup saya selanjutnya.

Jadi, kesimpulannya.. Mbok ya, jadi orang itu bersyukur untuk segala sesuatu yang diberi sama Yang Maha Pengatur, susah maupun senang.. Nggak gampang, nyet!!! Ember!!! Tapi, at least gak bikin frustasi dan nambahin kerutan di mata sama dahi (inget, botox mahal!!!). Dan kalo bisa.. Nggak usah pakai acara kuis-kuisan buat ngukur bahagia kita sendiri.. Semua tergantung dan balik sama kitanya sendiri.

Ingat!!! Ini note di sosial media saya, tulisan di blog pribadi saya.. Jadi, terserah saya kalo mau nyinyirin orang.. Syukur syukur kalo ada yang setuju. Merdeka!!!

Amel

P.s : Pas setelah tulisan ini selesai dibuat.. Kantuk saya datang. Alhamdullilah. See, everything happens for a reason.. *ciyum satu-satu yang baca tulisan ini*
Have a good sleep, everyone..

Tuesday, October 2, 2012

Backpacking


Bandung, 29 September 2012

Malam minggu, di kota lain.

Hari ini, saya membuat status di akun facebook dan twitter milik saya, bahwa saya mulai ketagihan menjadi backpacker. Saya jatuh cinta dengan ide melakukan perjalanan seminimalis mungkin tapi tetap nyaman ini. Kecanduan. Dan kebetulan, status ini saya buat dalam perjalanan saya menuju Parijs Van Java.

Menjadi backpacker adalah ide baru buat saya, meskipun travelling membuat saya selalu jatuh cinta sejak pertama kali saya bekerja dan ditugaskan ke daerah baru. Kesempatan untuk mengeksplorasi wilayah-wilayah yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Mendapatkan suasana baru dan menemukan hal-hal tak terduga dalam penjelajahannya.

Dimulai dari perjalanan ke Sawarna di awal bulan, kemudian ke Bandung hari ini hanya menegaskan bahwa menjadi backpacker tidak selalu harus sengsara. Meskipun, memang ya.. beberapa transportasi ke tempat-tempat yang jarang dikunjungi orang membutuhkan perjuangan khusus (misalnya : antimo) atau ketepatan mengemas barang sehingga semua barang yang dibutuhkan bisa ditampung dalam satu tas ransel. Tapi, semua itu selalu sepadan dengan hasilnya : seulas senyum lebar, pengalaman baru dan teman-teman baru. :D

Seperti kata Windy Ariestanty dalam bukunya, Life Traveller, perjalanan memang tidak selalu menghasilkan sesuatu. Terkadang malah perjalanan yang begitu dinantikan hanya menjadi perjalanan yang biasa-biasa saja, dan bisa terjadi sebaliknya. Kita, tidak bisa memaksa suatu perjalanan memiliki makna khusus. Yang bisa kita lakukan hanya menikmati setiap detiknya.

Satu hal khusus yang memang harus disiapkan ketika berpetualang menggunakan ransel selain uang adalah : jiwa petualangan yang disetel pol mentok maksimal. Karena ada tempat-tempat baru (dan seringnya ternyata berbudget murah.. hehehehehe…), teman-teman baru dan hal-hal baru yang bisa kita temui, dapatkan, nikmati. Bahkan, siapa tahu mungkin mengubah cara kita memandang hidup.

Well, jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, waktunya dandan cantik dan nongkrong unyuh di kota ini.

Cheers,
Amel

P.s : Life is fascinating and always gives you interesting story!!! You’ll never know what you get.. All you have to do is just have fun and embrace all possibilities.. *smooches*