Wednesday, November 30, 2011

Kamu..
Dengan senyum manismu..
Kedipan matamu..
Binar di dalamnya..
Dan aku suka.. ♥

Tuesday, November 15, 2011

Ketika Biru Menangis Dan Aku Pun Menari




Sang Biru menggelap
Mengubah parasnya menjadi Sang Kelabu
Menumpahkan air matanya
Membasahi semua yang berada tanpa naungan di bawahnya
Dan aku pun menari di bawah cucuran air mata Sang Kelabu
Meneteskan air mataku sendiri yang tertutupi miliknya

.....

November 15, 2011
17.59

I'm crying, God..
With my eyes and my heart
I'm tired with all of this
Can you hug me for a moment?
And tell me that everything will be alright..

Friday, November 4, 2011

Percakapan Dengan Jingga..

Biru menatap aku dengan matanya yang tajam. Ia berkata, "sampai jumpa besok, jingga akan menggantikanku."

Aku mengangguk dan datanglah jingga, dengan perlahan. Anginnya yang meniup pelan, tapi tetap bisa mengobarkan rambutku kali ini. Tatapannya sedikit sendu,memperlihatkan sedikit warna kuning terang kepadaku.

Ia bertanya, "kamu masih menungguku? Tempat yang berbeda, tapi kamu masih tetap menungguku?"

"Ya," jawabku tegas.

"Sudah lebih dari setahun."

Dan ia kembali menatapku sendu.

"Aku tahu," kali ini hanya suara lirih yang keluar dari tenggorokanku.

"Rindumu sudah menumpuk disini. Menyesakkan. Mengetahui sudah terlampau banyak dan mulai berdebu. Tidakkah kau lelah?"

Aku menundukkan kepala.

"Tidakkah kau bosan?"

"Lelahkah kau bertukar tempat dengan biru setiap hari? Bosankah kau menyapaku dalam transisimu menjadi hitam?"

Dan kali ini, jingga terdiam.

Kuulurkan kembali rinduku padanya.

"Tolong simpankan ini untuknya. Suatu saat dia akan mengambilnya."

Jingga hanya tersenyum. Memahami. Karena ia tahu, aku bukan satu-satunya yang begitu. Ia hanya mengujiku. Ruangnya sangat luas untuk menyimpan semua rindu dariku, dan entah berapa banyak yang lain.

"Aku harus pergi," katanya.

"Aku mengerti," jawabku.

Dan jingga pun semakin memerah, sebelum berubah menjadi kelam. Memberiku kecupan di wajahku, dengan janji akan kembali besok.

...

Jakarta, 4 November 2011

08.05

Untuk #vleermuisman..
Siapa tahu kamu lupa. Rinduku kutitipkan kepada jingga. Selalu..
Ia hanya menunggumu, dengan sabar, hingga kau datang dan membukanya satu persatu..

Dan Mereka Jatuh Cinta.. Dalam Diam..

Tiara mendongakkan wajah dari buku yang dibacanya. Senyum tipis tersungging di bibirnya yang merah.

Diliriknya jam tangan.

14.25.

Selalu waktu yang sama di sabtu sore. Tidak pernah terlalu cepat. Tidak pernah terlalu lambat. Pas. Meskipun itu jam yang aneh. Lima menit kurang dari jam setengah tiga sore.

Lelaki dengan rambut tebal terpotong rapi, kemeja biru muda dan celana jins hitam. Ipad dengan pembungkus biru tua elegan. Dan tak lupa, tas kamera yang terlihat berat di bahunya.

Pesanannya : frappucinno, ice, tall. Akan didiamkan sekitar 10-15 menit sebelum disesap perlahan.

Lelaki itu akan menghabiskan minumannya sambil menggunakan gadget itu selama kurang lebih satu jam. Sebelum meninggalkan kedai kopi ternama itu.

Tiara senang mengamatinya. Ada sesuatu yang menyenangkan melihat lelaki itu memainkan ipadnya dengan serius, hingga terkadang mengerutkan kening.

Dan Tiara selalu ada disitu. Setiap sabtu pukul 14.25. Hanya untuk diam dan mengamatinya. Dan perlahan-lahan jatuh cinta.

...

Vrede mengusap keningnya yg sedikit berkeringat setelah memotret beberapa hal yang menarik dalam perjalanannya kemari. Tujuannya selalu satu. Segelas kopi dingin untuk Jakarta yang menyengat.

Ia sebenarnya tak suka kopi. Hanya menyukai suasana kedai kopi tersebut. Kopi pilihannya sama dengan kopi pertama yang dibelikan temannya bertahun-tahun yang lalu. Ketika ia pertama kali memasuki kedai ini. Tanpa pernah berubah. Dan ia memang tak ingin mencoba yang lain.

Matanya otomatis melirik ke kursi empuk di pojokan yang sedikit temaram. Dan disana ia melihat, seperti biasanya, gadis itu.

Dengan rambut merah yang sedikit menutupi wajahnya, kacamata tanpa frame dan salah satu kaki diletakkan sebagai alas duduknya di sofa, tampak nyaman di ruang yang sedikit temaram tersebut.

Ia suka mengamatinya membaca. Wajahnya yang berubah-ubah, terkadang serius, terkadang terkekeh kecil dan yang paling ia sukai, senyumnya yang sedikit miring. Terkadang gadis itu menulis. Tapi selalu ada ekspresi yang terlihat di wajahnya. Tanpa mempedulikan orang lain, seolah di dunianya sendiri.

Ia menyukainya. Menyukai semua ekspresi. Seandainya ia memiliki keberanian untuk mengeluarkan kameranya, berkenalan dan mengabadikan rautnya yang tak ternilai itu.

Tapi ia hanya mengamatinya dalam diam. Terkadang hanya meliriknya dari sudut wajah. Dan perlahan jatuh cinta tanpa tahu bagaimana mengungkapnya. Hanya mematrinya dalam memori..

...

Jakarta, November 4, 2011
1.34 am

P.s : Karena terkadang cinta tak perlu kata. Ia hanya membutuhkan satu pandangan, satu tatapan dan ia akan tahu. Hanya perlu hati yang merasa..

No Tittle

You..
You memorised things in picture
And I memorised thing in words..

You..
You like lousy music in your ears
And I.. I like silence and quirky music..

But I can picture us together..
And I really hope, you can find a words to write that I can't find..

Because with you..
I learn how to picture us in my mind..
I learn how to listening your favourite songs..

Not only because that's what you love..
Not only because that's your favourite songs..
But simply because I love you..

...
Jakarta, November 4, 2011
12.01 am
For you, #vleermuisman
As always..