Wednesday, October 19, 2011

Jakarta, Satu Kota.. Seribu Wajah.. Sejuta Cerita..


Jakarta. 18 Oktober 2011

Entah mengapa, entah bagaimana, saya selalu bisa membuat tulisan di kedai McDonalds ini. Meskipun ramai dengan mereka yang makan atau berlalu lalang. Malam ini saya ditemani gemerlap lampu mobil lampu mobil, gedung dan jalanan di pusat kota Jakarta dengan music yang berdentum dari Kylie Minogue.

Duduk di depan pintu memungkinkan saya untuk mengamati orang-orang yang berlalu lalang di sini. Ada pasangan yang berjalan bersisian dengan wajah datar dan mendekap tangan masing-masing di dada, entah mereka masih malu-malu atau sedang bertengkar. Ada sekelompok karyawati yang masuk ke restoran dengan tertawa-tawa, pulasan eyeliner mereka begitu tebal, memesan minuman ringan atau es krim. Atau, hey.. pasangan sesama jenis yang saling melingkarkan lengan di pinggang pasangannya, menurut saya mereka manis.

Beberapa kali saya membuat status atau twitter mengenai Jakarta. Yang paling sering saya tuliskan adalah : Jakarta.. Satu Kota… Seribu Wajah… Sejuta Cerita… Saya duduk di bangku ini kurang dari satu jam, mengamati orang-orang yang memasuki restoran ini atau mereka yang makan seorang diri (sama seperti saya dan entah mengapa terlihat salah tingkah) bahkan mereka yang bergegas di jalanan luar, yang terpisahkan hanya dengan selembar kaca. Wajah-wajah mereka menampilkan jutaan cerita. Mereka yang terlalu lelah untuk berpikir, mereka yang dimabuk cinta, mereka yang bergegas untuk janji pertemuannya, mereka yang menjalani hidup kesehariannya seperti robot, apapun.. Melalui mereka, Jakarta menampilkan wajahnya dan jutaan cerita yang dibawa.

Jakarta selalu menjadi kota yang menarik untuk saya. Tempat segala kesempatan terbuka, tempat segala jalan terbentang panjang namun dengan jurang dalam di sisi kanan dan kirinya; batasan surga dan neraka setipis kabut pagi. Semua ada dan tersedia. Di kota inilah tempat saya saat ini berkarya, jatuh cinta dan tempat seseorang yang saya cintai saat ini tinggal.

Saya tidak berjanji untuk tinggal di kota ini selamanya. Saya hanya suka mengamati denyutnya yang selalu cepat. Semua orang yang ada di sini harus berlari, semua orang berlomba menyamai detaknya yang kencang bila tak ingin terkalahkan. Banyak orang yang pada akhirnya bisa mengikuti arusnya, tapi lebih banyak lagi yang pada akhirnya terkalahkan dan tenggelam. Tapi sebenarnya, kota ini tak pernah terkalahkan. Hanya mereka yang pada akhirnya bisa mengikuti arusnya, yang bisa menyamai detaknya.

Satu kota, seribu wajah, jutaan cerita.. Tak pernah habis, akan selalu ada wajah baru, cerita baru dalam tiap kedipan mata. Selalu menarik untuk dilihat, dipelajari dan mungkin dirasa. Tentang mereka yang kelelahan, tentang mereka yang ambisius, tentang mereka yang mengejar sesuatu, tentang mereka yang sedang jatuh cinta, tentang mereka yang sedang berjuang untuk mimpi-mimpinya. Saya berjanji pada diri saya, untuk menikmatinya…

Cheers,
Amel