Thursday, December 29, 2011

Jatuh Cinta?? Go Ahead!!



Jakarta, 29 Desember 2011


Judul di atas 100% bukan hasil pemikiran saya. Kalimat itu ada di papan iklan besar untuk rokok A Mild yang ada di salah satu perempatan jalan utama yang ada di kota Jakarta. Saya melihat kata-kata yang tercetak dengan huruf tebal tersebut dengan setengah mengantuk di pagi yang mendung dalam bis yang berjalan cepat. Tapi, begitu saya melihat kalimat tersebut, saya spontan tertawa dan seperti anak-anak gaul (percaya deh, ini bentuk halus istilah anak alay), saya langsung update status di facebook dan twitter.


Saya suka dengan kalimat itu. Singkat, padat dan jelas. Seperti saya suka dengan perasaan jatuh cinta itu sendiri.


Buat saya, jatuh cinta itu persis seperti syair lagu Jatuh Cinta-nya Oma Titiek Puspa, berjuta rasanya. Seperti permen nano-nano tapi rasanya lebih kaya. Manis, pedas, asin, gurih, pahit dan entah berapa banyak rasa lagi. Biasanya, jatuh cinta itu bahan bakar saya untuk menulis, mulai tulisan galau standart sampai dengan sepik hore yang biasanya saya letakkan di akun social media saya (#vleermuisman paling sering saya beri kata-kata cantik di twitter dulu). Kalau ada yang merasa atau tersipu ya syukur, kalau nggak ada ya sudah. Semudah itu. :D


Sebelum saya membuat tulisan ini, saya menyempatkan melihat linimasa yang beberapa jam terakhir belum sempat saya lirik. Saya tertarik dengan twit @JennyJusuf yang menjawab pertanyaan salah satu followersnya. Jenny Jusuf menulis, “jatuh cinta ya jatuh cinta. Berhasil atau nggak itu lain perkara.” Dan sekali lagi saya tertawa. Kebenaran mutlak dalam sebuah kalimat sederhana lainnya.


Coba jujur, berapa banyak dari kita yang ketika jatuh cinta yang diinginkan hanya jadian, punya status resmi dengan orang yang kita sukai? Dan setelah punya status resmi yang bisa dipamerkan di facebook dengan status ‘in a relationship with…’ atau punya seseorang untuk digandeng kemana-mana, kemudian mengatakan kalau waktu pedekate lebih seru daripada waktu jadian?


Saya, dengan jujur dan muka merah, akan mengangkat tangan saya. I was on that phase too, ladies and gentlements. Menjadi manusia bodoh (yang dengan wajah bijaksana akan saya katakan kalau itu adalah suatu proses). Hasil akhir, selalu hasil akhir yang saya lihat. Saya hampir bisa dikatakan melupakan prosesnya. Padahal jatuh cinta sendiri merupakan perjalanan luar biasa yang ketika dinikmati rasanya….. *speechless* Saya mengingat kembali hal-hal yang saya rasakan atau lakukan ketika jatuh cinta. Mulai dari pipi merah, jantung yang rasanya mainan rollercoaster dadakan setiap ada telpon masuk dari si dia, hari yang mendadak cerah ceria warna warni hanya karena sapaan halo di pagi hari, termasuk semua kalimat puitis yang beberapa diantaranya saya masukkan di facebook dan twitter yang kemudian di-like atau di-retweet. Semuanya hal-hal seru yang ketika dinikmati jadinya memang berjuta rasanya. Tulisan ini contohnya, adalah salah satu “konsekuensi” saya ketika jatuh cinta.


Pada akhirnya, saya menyadari, saya jatuh cinta pada cinta itu sendiri. Semua perasaan yang digambarkan sebagai “butterfly in my stomach” itu. Yang rasanya berjuta. Yang bisa membuat pipi merah tanpa blush on, mata yang berbinar dan senyum yang terus menerus mengembang, seburuk apapun hari tersebut berjalan.


Dan kalimat di iklan rokok itu terbukti benar. Kalau mau jatuh cinta, silakan saja. Jangan terlalu banyak berpikir, seringkali itu malah tidak menghasilkan apapun. Berhasil atau tidaknya anda membawa cinta tersebut menjadi sebuah status adalah urusan lain. Karena menurut saya, yang penting adalah bagaimana kita menikmati setiap proses dan tahapan ketika semuanya membuat jantung berdetak lebih cepat, matahari terasa sedikit lebih ramah dan malam menjadi tempat tawa kecil yang terkumpul karena kata-kata yang terekam di ingatan.

Jadi… Selamat jatuh cinta!!!!!

Cheers,
Amel

P.s : Tulisan ini spesial pake telor ceplok dan dadar buat memet yang sudah mau nulis panjang lebar buat kasih kuliah ke saya tentang mencintai secara dewasa; yang mau nemeni saya nangis, galau dan pada akhirnya bikin saya ngakak ngakak lagi meskipun lagi nun jauh di sana flirting sama panda sambil misuhi semua huruf kanji yang harus dihafalkan bentuk dan cara menulisnya; yang rela jadi pembaca draft pertama tulisan ini, di saat kudu belajar buat ujian besoknya, lewat whatsapp. Yang menguliahi saya panjang lebar lagi (termasuk beda manusia alay, ababil dan dewasa).. Yang mengakhiri kuliah tengah malamnya dengan menyalahkan karakter-karakter laknat dan kalimat, "Lu nulis mahfum gak???apa cuma curhat doank hahahahah.."

Makasih, met.. You know I woof you.. *sodorin klompen londo*


Jujur, saya penasaran sama berapa banyak yang sempat blushing baca sepikan hore saya… Atau nggak ada yak?? *wink*

No comments:

Post a Comment