Jakarta, 29 Desember 2012
Saya rasa ini tulisan pertama yang saya buat dengan semua
huruf kapital di bagian judul. Baru empat hari sejak liburan favorit saya ini berlalu. Menurut
saya, Natal selalu penuh dengan keajaiban. Meskipun, seperti tahun lalu, ini adalah
Natal kedua jauh dari rumah. Tapi, seperti kata Mama, nggak boleh ngeluh! Hahahahahaah…
Karena saya sendiri yang memilih untuk bekerja 800 km jauh dari rumah. :D
Latar belakang keluarga besar yang multi kepercayaan membuat hari raya yang saya ikuti bukan saja hari raya saya sendiri seperti Natal dan Paskah, tapi juga Lebaran. Dan hal itu menyenangkan luar biasa! Ketika keluarga saya sendiri merayakan Natal, keluarga yang lain juga ikut Natalan, berkumpul bersama di rumah sambil ngobrol kiri kanan, menghabiskan semua kue dan makanan yang dibawa oleh semua keluarga (YES! Meskipun Mama selalu masak saat Natal, tante dan om yang lain dengan baik hatinya ikutan potluck untuk makan siang bersama). Pas Lebaran, we are proudly welcome ketupat sayur and opor ayam to our tummy #nyengir, tapi sebelumnya sungkem cantik sama Eyang Putri tercinta yang selalu siap sedia menampung semua anak, keponakan dan cucu-cucunya yang berisiknya naudzubillah ini. AND WE ARE SO HAPPY!!!! Dan tidak pernah ada masalah dalam hal ini.
Latar belakang keluarga besar yang multi kepercayaan membuat hari raya yang saya ikuti bukan saja hari raya saya sendiri seperti Natal dan Paskah, tapi juga Lebaran. Dan hal itu menyenangkan luar biasa! Ketika keluarga saya sendiri merayakan Natal, keluarga yang lain juga ikut Natalan, berkumpul bersama di rumah sambil ngobrol kiri kanan, menghabiskan semua kue dan makanan yang dibawa oleh semua keluarga (YES! Meskipun Mama selalu masak saat Natal, tante dan om yang lain dengan baik hatinya ikutan potluck untuk makan siang bersama). Pas Lebaran, we are proudly welcome ketupat sayur and opor ayam to our tummy #nyengir, tapi sebelumnya sungkem cantik sama Eyang Putri tercinta yang selalu siap sedia menampung semua anak, keponakan dan cucu-cucunya yang berisiknya naudzubillah ini. AND WE ARE SO HAPPY!!!! Dan tidak pernah ada masalah dalam hal ini.
Tahun ini, MUI mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa
mengucapkan Selamat Natal kepada mereka yang merayakan adalah haram.
Dengan segala hormat, berita seperti ini menurut saya amat
sangat membosankan. Ketika negara lain melakukan pro kontra mengenai sah tidaknya
hukuman mati atau penggunaan nuklir atau masalah peperangan atau bahkan
berdebat mengenai perlunya para penderita AIDS diperlakukan secara normal di
tengah masyarakat kita, Indonesia – negara multikultural, multiras dan mengakui
adanya 5 agama dan 1 kepercayaan – hanya memperdebatkan mengenai boleh tidaknya
saudara-saudara Muslim mengucapkan Selamat Natal kepada umat Kristiani.
Awalnya, saya sabodo teuing dengan urusan yang menurut saya
konyol ini. Karena, satu, saya percaya, teman-teman yang saya miliki adalah
mereka yang memiliki pikiran terbuka, dasar pertemanan yang kami miliki adalah
kecocokan, bukan karena agama yang saya peluk. Kedua, kalau pun teman-teman
saya setuju dengan pernyataan MUI ini karena ada dasar yang memang kuat untuk
melakukannya, dengan sangat gampang,mereka tidak perlu mengucapkan apapun
kepada saya. Lagipula, setelah hampir sekian tahun saya hidup, kenapa masalah
ini baru diperdebatkan sekarang yak? #gelenggelengkepalanggakhabispikir
Ucapan Natal yang saya dapatkan mulai berdatangan sejak
tanggal 24 Desember pagi. Can you imagine that? Hehehehehehe.. Tidak hanya dari
teman-teman saya yang sama merayakan Natal tetapi juga mereka yang Muslim,
Hindu dan Buddha #smilingeartoear.
Rupanya, ketidakpedulian terhadap maklumat tersebut diuji.
Balasan saya kepada setiap ucapan Natal yang saya terima adalah, “Terima kasih
untuk ucapannya. Semoga damai dan sukacita Natal juga selalu bersama kamu dan
keluarga.” Saya menerima berkat berlimpah dan meriah ketika Romo memberikan
berkatnya di penghujung Misa Natal (well, dan misa-misa lain yang saya ikuti),
damai dan sukacita yang bisa dibagikan kepada semua orang, tanpa peduli
siapapun orangnya dan apapun kepercayaan yang dianutnya, atau bahkan tidak dia
anut. Anyway, balasan dari teman saya via bbm tersebut adalah, “Oh, nggak perlu
, cin.. Aku Muslim, bukan Kristen. Saya nggak perlu damai sama sukacita dari
kamu.” Well, oke.. J
BBM kedua, yang sekali lagi menguji ketidak pedulian saya,
saya dapatkan di pagi Natal dalam perjalanan saya ke Tangerang. Potongan bbm
tersebut saya satukan, meskipun ada bagian yang entah bagaimana hilang, dan saya
jadikan gambar untuk tulisan ini. Sebuah broadcast message dari seorang calon crew
kapal.
Menurut saya, menyebarkan bbm dengan kalimat provokatif tanpa berpikir terlebih dahulu dan memilih penerima dari pesan tersebut adalah BODOH!!! Apapun pesan yang yang disebarkan. Dan sepertinya kali ini, isu mengenai agama ini yang diangkat. Saya tidak bisa mengerti, kenapa ada orang yang mau menyakiti perasaan orang lain dengan sadar padahal yang diperdebatkan adalah sesuatu yang bersifat pribadi.
Menurut saya, menyebarkan bbm dengan kalimat provokatif tanpa berpikir terlebih dahulu dan memilih penerima dari pesan tersebut adalah BODOH!!! Apapun pesan yang yang disebarkan. Dan sepertinya kali ini, isu mengenai agama ini yang diangkat. Saya tidak bisa mengerti, kenapa ada orang yang mau menyakiti perasaan orang lain dengan sadar padahal yang diperdebatkan adalah sesuatu yang bersifat pribadi.
Tapi kesal saya tidak bertahan lama. Saya memilih untuk bersenang-senang di hari kelahiran Papi J tersayang ini dengan tidak mengacuhkan bbm konyol dari orang-orang yang bahkan tidak berarti dalam kehidupan saya. Jadi, yang saya lakukan adalah tersenyum dan tetap membagikan sukacita yang saya miliki kepada semua orang. Well, I am celebrating, right?
Meskipun setelah saya memberikan balasan itu kepada dua orang kontak bbm tersebut, saya menghapus mereka dari daftar kontak saya. \(^o^)/. Saya harus mengakui, saya tidak punya batas toleransi kepada orang-orang yang berpikiran sempit seperti itu dan memutuskan hubungan apapun yang saya miliki dengan mereka akan membuat hidup saya jauh lebih baik dan tidak rumit.
Saya tahu, dengan menulis catatan ini dan mempublikasikannya di sosial media dan blog pribadi saya, mungkin ada banyak yang tidak setuju. Mungkin akan ada banyak komentar mengenai hal ini, baik yang menyenangkan dan tidak menyenangkan. Mungkin juga ada beberapa orang yang akan menghapus saya dari daftar pertemanan saya dengan mereka, seperti saya menghapus dua kontak bbm saya tersebut. Tapi, sekali lagi, ini adalah sosial media, dimana setiap orang bebas memberikan pendapatnya. Dan dengan senang hati saya akan menerimanya.
Saya juga berterima kasih kepada semua orang yang sudah mengucapkan Selamat Natal kepada saya melalui media apapun. Terima kasih! Siapapun anda, apapun agama anda, apapun latar belakang anda.. Saya berterima kasih karena sudah menghargai saya sebagai seorang manusia yang merayakan kepercayaannya dengan bebas. Semoga damai dan sukacita Natal selalu beserta anda dan keluarga kapan pun dan dimana pun anda semua berada. Berkah dalem!
Cheers,
Amel
Amel